skip to main |
skip to sidebar
Renungan Anak Santri
Renungan Santri: Sandaran Hati (مَسْنَدالقلب)
Sandaran Hati (مَسْنَدالقلب)
Suadaraku Yang baik hati,
Ketika seorang dirundung
kelalaian dan mengalihkan seluruh perhatianya kepada sesuatu yang
terlampau dia cintai berupa harta yang dimiliki, wanita cantik penggoda
dan pria yang tergoda , juga kepada keanggkuhan diri untuk selalu
dihormati dan dinomor satukan dalam kedudukan tahta yang merupakan
fatamorgana dunia ini, inilah hamba yang patut dikatakan menyandarkan
hatinya kepada keduniaan.Mari kita sadarkan diri
ini bahwa sikap menyandarkan hati seperti ini adalah kebodohan
apabila yang mengalami adalah hamba yang menginginkan sandaran hati
yang hakiki dan sejati. dimana menyandarkan hati dengan hal hal diatas
hakikatnya menanam benih wahn (Terlalu cinta terhadap keduniaan dan
Ketakutan terhadap kematian) sehingga bibit ini akan tumbuh subur dan
membesar yang berbuah kesengsaraan yang sungguh akan meyayat hati dan
jasmani didunia dan ahkirat. Alloh Berfirman :
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنْ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga)” Ali imaran ayat 14,
إِنَّمَا
مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنْ السَّمَاءِ
فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأَنْعَامُ
حَتَّى إِذَا أَخَذَتْ الأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ
أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ
نَهَاراً فَجَعَلْنَاهَا حَصِيداً كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالأَمْسِ كَذَلِكَ
نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
(pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman
yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah
Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang
berfikir”Yunus ayat 24,
الْمَالُ
وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً
“Harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan. “Al kahfi.
Saudaraku
yang baik hati, Jika kita benar benar menggunakan hati dan akal serta
pemahaman yang benar dalam merenungi ayat ayat diatas, akan terkuak
bahwa dunia ini tidak lebih baik dari bangkai ataupun sesayap nyamuk
disisi Alloh Aza Wajal, dunia hanyalah fatamorgana yang akan kita
tinggalkan, dunia ibarat hayalan yang tak akan memuaskan, sampai sampai
sang penderita penyakit wahn berkata “Jangan tinggalkan aku wahai
gadisku, jangan tinggalkan aku wahai hartaku, jangan tinggalkan aku
wahai kedudukanku” tapi hamba yang lain yang lebih sehat hatinya berkata
” Wahai manusia bukan mereka yang akan meninggalkanmu tapi kamu yang
akan meninggalkan keduniaan ini”. Alloh berfirman:
وَمَا
هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ
الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui”Al ankabut ayat 64.
Kemudian para musafir sejati membeberkan isi tautan hatinya dengan menirukan ucapan nabinya :
عن ابن عمر
رضي الله عنهما قال أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي رضي الله عنه
فقال – كن في الدنيا كأنك غريب , أو عابر سبيل – وكان ابن عمر رضي الله عنه
يقول ” إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من
صحتك لمرضك ومن حياتك لمماتك ” رواه البخاري
”Jadilah
engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.
Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu sore,
maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka
janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu
sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”. [Bukhari no. 6416]
Beginilah
dunia sungguh indah dipelupuk mata, tapi sungguh cukup berat menimbulkan
kekawatiran didalam jiwa , sungguh banyak kisah memilukan didalamnya
yang sering diperankan . karena ulah diri menyandarkan hati kepada
yang mereka cintai berlebihan.Begitulah keadaan seseorang kaum munafik
dan kafir itulah penopang kepuasan kaum kafir mereka menikmatinya bak
syurga layaknya,
Tapi disisi
lain seorang mukmin merasakan sandaran hati seperti ini bak bangkai
yang membahayakan yang apabila tak dirawat dengan harum wewangian
serta taburan keindahan ayat ayat suci Alquran dan mengekangnya dengan
petunjuk utusan (Assunah), sehingga sandaran hati tadi beralih menuju
sandaran hati yang lain yang lebih baik dan terbaik ,yang topangannya
hanya kepada yang hidup kekal abadi dan yang dengan-Nya tiada yang
menyerupai, Dialah Alloh Yang Maha Mengindahkan dan Menyempitkan hati
setiap diri. Dialah Alloh yang hanya melapangkan hati hamba yang
tersandar hanya kepada-Nya , Alloh berfirman:
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
(Tidak
demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang
ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.Albaqarah ayat 112.
Semoga Alloh
aza wa jal menjadikan kita hamba yang hanya berharap dan bersandar
kepada-Nya sehingga kebahagiaan hakiki akan kita raih dengan memahami
hakikat sandaran hati yang sebenarnya.Waullohua’lam
Bishowab,Barokallohufiikum.
Disusun Abu Amina Al Jawiy
Ma’had Annashihah Salafiyah Cepu
Maraji’ kitab-kitab pembersih jiwa
:MadarijIs Shalihin Ibnu Qayim Aljauziyah,Al fawa’id Ibnu Qayim
Aljauziyah,Thibbun Nabawi ,Madakhil asy-Syaithan li ighwa’ al-Insan Ibnu
Qayyim al-Jauziyah ,Mukhtashar ad-Da’ Wa Ad-Dawa’ Ibnu Qayim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar